3 Kelompok PKNM Kolaborasi Berikan Edukasi Intervensi Komunitas Warga Desa Permanu Malang

Edukasi kesehatan tidak harus selalu berlangsung di rumah sakit. Di Desa Permanu, sekelompok mahasiswa dari FK UB hadir dan berkumpul bersama warga untuk melaksanakan intervensi komunitas serta berbagi wawasan kesehatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Program Karya Nyata Mahasiswa (PKNM) sebagai upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dalam bentuk penyuluhan yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat. 

Acara berlangsung pada Minggu pagi, 3 Agustus 2025. Rangkaian kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan kegiatan senam bersama di halaman depan TPQ Darussalam, Dusun Blau, Desa Permanu sebagai salah satu langkah untuk mempromosikan pola hidup sehat kepada masyarakat. Acara kemudian diteruskan dengan penyuluhan kesehatan hingga siang hari di dalam ruangan TPQ. Tema edukasi yang diangkat meliputi tiga topik utama, yaitu diabetes mellitus, hipertensi, serta pemeriksaan payudara klinis dan mandiri (SADARI) sesuai dengan masalah kesehatan yang memiliki prevalensi tertinggi di RW 7, Dusun Blau, Desa Permanu.

Kegiatan intervensi komunitas ini dilaksanakan oleh mahasiswa Program Kegiatan Nyata Mahasiswa (PKNM) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, yang merupakan hasil kolaborasi antara kelompok 51, 52, dan 53. Adapun peserta yang dilibatkan yaitu warga RT 1, 2, dan 3 RW 7, Desa Permanu sebagai sasaran utama yang terdiri dari kader posyandu, lansia, serta anak-anak. Seluruh warga yang mengikuti kegiatan tampak sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

Tujuan utama kami melakukan intervensi komunitas karena kami merasa bahwa kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh pelayanan medis di rumah sakit, tetapi juga oleh kesadaran dan perilaku hidup sehat yang dibangun sehari-hari. Sebagai mahasiswa kesehatan, kami belajar bahwa ilmu yang diperoleh di kelas harus diimplementasikan menjadi tindakan nyata melalui upaya promotif dan preventif yang sederhana, aplikatif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Bagi kami, kegiatan ini bukan sekadar pengabdian, melainkan sarana pembelajaran. Melalui interaksi langsung, mahasiswa dapat mengasah empati, komunikasi, dan keterampilan problem solving, sekaligus memahami peran tenaga kesehatan yang lebih luas: bukan hanya menyembuhkan, tetapi juga mendampingi, mengedukasi, dan menggerakkan masyarakat agar mampu menjaga kesehatannya secara mandiri.