MENUMBUHKAN KESADARAN KESEHATAN DI DESA PERMANU

Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di Desa Permanu, kesadaran kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu terus ditingkatkan. Melalui kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKNM) yang berlangsung pada Juli hingga Agustus 2025, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) dari berbagai program studi hadir untuk berkolaborasi bersama warga. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pemeriksaan kesehatan, tetapi juga menyentuh aspek edukasi, pendampingan keluarga, hingga keterlibatan sosial yang erat dengan masyarakat.

Gambaran Awal Kesehatan Masyarakat

Hari-hari awal di Desa Permanu diisi dengan survei rumah tangga dan skrining kesehatan. Mahasiswa mendatangi rumah warga satu per satu, melakukan wawancara, memeriksa riwayat penyakit, mengecek obat yang ada di rumah, serta mengamati pola makan keluarga. Dari hasil survei, ditemukan bahwa sebagian besar warga masih memiliki kebiasaan yang kurang mendukung kesehatan, misalnya pola makan yang tinggi karbohidrat dan kurang serat, serta pemahaman yang minim mengenai penggunaan obat.

Masalah kesehatan kronis seperti hipertensi dan diabetes juga cukup sering ditemui. Banyak warga yang sudah mengalami keluhan, namun belum sepenuhnya memahami cara pengendalian dan pencegahannya. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi dan pendampingan kesehatan menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat.

Intervensi Kesehatan: Dari Rumah ke Rumah
Untuk menjawab temuan awal tersebut, mahasiswa melakukan intervensi keluarga. Pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Selain itu, dilakukan juga edukasi mengenai hipertensi, diabetes, serta gaya hidup sehat. Lansia menjadi kelompok yang mendapat perhatian khusus karena rentan terhadap penyakit degeneratif.

Bagi para ibu, mahasiswa kebidanan memberikan penyuluhan mengenai skrining kanker serviks dan payudara. Hal ini penting mengingat masih rendahnya kesadaran deteksi dini di kalangan perempuan. Di sisi lain, mahasiswa farmasi membantu keluarga memahami cara menggunakan obat dengan benar, menyimpan obat sesuai aturan, serta memusnahkan obat yang sudah kadaluarsa atau rusak. Dengan pendekatan sederhana dan bahasa sehari-hari, warga lebih mudah menerima informasi tersebut. (PKNM For Humas FKUB)