AMSA FKUB EVENT : Creating Awareness, Say No to Diabetes (CANDY)

Diabetes melitus (DM) atau dikenal sebagai “kencing manis” atau “Penyakit Gula” merupakan penyakit yang prevalensinya semakin meningkat di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain pola makan tinggi kalori dan lemak, kurang berolahraga, keluarga dekat menderita diabetes melitus, dan kegemukan atau obesitas. Diabetes melitus merupakan penyebab dari berbagai penyakit degeneratif lainnya seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal ginjal kronis, dan luka kaki diabetes. Sehingga Diabetes melitus dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya dan akhirnya menjadi beban perekonomian disebabkan menurunnya produktivitas serta biaya pengobatan yang tinggi.

 

 

Dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang Diabetes melitus maka AMSA (Asian Medical Students’ Association) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) mengadakan acara Event of The Year (EOTY) 2024 yang bertemakan Creating Awareness, Say no to Diabetes (CANDY). Kegiatan ini bertempat di Balai Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang dan dilaksanakan pada 27 April 2024. Kegiatan meliputi senam aerobik bersama warga, penyuluhan kesehatan tentang Diabetes melitus dengan pembicara dr. Ratih Paramita Suprapto, M.Biomed, Ph.D (staf pengajar departemen keilmuan ilmu faal FKUB), pengarahan oleh dr. Merry Christiani Deckert (praktisi kesehatan dan aktivis gaya hidup sehat) tentang pola hidup sehat dan pola makan sehat sekaligus beliau mempraktikkan pola makan sehat dalam workshop bertema ”isi piringku”, dan pemeriksaan kebugaran tubuh meliputi tekanan darah, kadar gula darah, lemak tubuh, kadar air, massa otot, postur tubuh, tinggi badan, kebutuhan kalori basal, usia sel, kepadatan tulang, dan lemak perut.

 

 

Dalam sambutannya Kepala Desa Sumbersuko, Bapak Subekan menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan mengucapkan ribuan terima kasih kepada panitia yang menyelanggarakan. Warga pun mengikuti program mulai dari awal hingga akhir dengan antusias. Beberapa aktif bertanya diantaranya tentang istilah yang beredar di masyarakat yaitu diabetes ”kering” dan ”basah” serta apa yang dilakukan apabila keluarga penderita diabetes melitus. Pemateri menerangkan bahwa diabetes kering dan basah adalah istilah yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia untuk memudahkan pemahaman masyarakat tentang komplikasi Diabetes melitus. Diabetes ”basah” bilamana terdapat komplikasi berupa luka yang tidak kunjung sembuh yang menjadi penyebab amputasi atau pemotongan pada bagian kaki. Sedangkan, diabetes ”kering” merujuk pada komplikasi diabetes melitus di organ bagian dalam seperti gagal ginjal dan penyakit jantung. Namun, kedua istilah tersebut tidak ada dalam dunia medis. Sementara, seseorang yang memiliki ayah atau ibu dengan diabetes melitus memiliki risiko 2-4 kali lebih besar untuk terkena diabetes melitus. Oleh sebab itu, penerapan pola makan dan hidup sehat serta screening diabetes rutin dengan memeriksa kadar gula darah puasa dan dua jam setelah makan setiap 1 tahun sekali diperlukan untuk seseorang yang memiliki keluarga dekat dengan diabetes melitus.

 

 

Diabetes melitus tidak hanya diatasi dengan obat, namun kombinasi hidup sehat juga hal utama yang harus dilakukan. Oleh karenanya, “Isi Piringku ” yaitu komposisi makan sehat untuk mencegah kegemukan dan diabetes melitus juga menjadi topik penyuluhan. Untuk lebih memperdalam ilmu yang telah disampaikan, panitia juga menyediakan lomba “menyusun  isi piringku”, dimana warga ditantang secara berkelompok untuk dapat menyajikan isi piringku sesuai komposisi.

 

Hal menarik lainnya adalah warga harus teliti memilih mana makanan yang tak hanya sehat namun memiliki indeks glikemik rendah untuk pasien Diabetes melitus. Makanan dengan indeks glikemik yang rendah seperti sayuran, buah, dan kacang-kacangan ini menjadi pilihan utama untuk pasien Diabetes melitus sebab mencegah lonjakan glukosa darah secara cepat. Hasil pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah peserta kegiatan ini selanjutnya dilaporkan kepada tim kesehatan Desa Sumbersuko dan diharapkan mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah Desa Sumbersuko. ( Humas FKUB)