Jepang Beri Kesempatan Kerja, Bagi Ners Berkompeten

foto_jepangMasyarakat Jepang kini berada pada kondisi dimana penduduk usia 56 tahun keatas terus meningkat dengan presentase 23% dari jumlah penduduk Jepang saat ini. Keadaan ini di Jepang disebut sebagai masyarakat Lansia. Seperti kita ketahui Jepang merupakan Negara yang maju dari berbagai sektor seperti:  Ekonomi, Bisnis, Industri, Teknologi  maupun  Kesehatan.  Akan tetapi Jepang masih sangat membutuhkan banyak sekali Sumber Daya manusia (SDM) untuk ditempatkan  dan berkompeten dibidang tenaga Ners (Perawat) untuk merawat para Lansia tersebut.

Hal inilah alasan  rombongan  Presiden Direktur Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan Prefecture  Nagano – Jepang mengunjungi FKUB, dikarenakan FKUB khususnya dan  Indonesia pada umumnya dinilai sukses dalam melaksanakan proses pendidikan Ners (Perawat) oleh Jepang.  Tentunya Jepang tidak hanya sekedar menilai saj. Hal ini telah dibuktikan dengan  banyaknya Rumah Sakit di Jepang  menjaring lulusan Perawat (Ners) Indonesia karena dinilai cakap dan terampil dalam menangani pasien.

Rombongan  yang terdiri dari 3 orang ini diterima oleh Dekan beserta KPS dan SPS Keperawatan serta para Dosen Fakultas Kedokteran Universitas  Brawijaya (FKUB) pada Selasa (1/5) di Ruang Rapat Pimpinan Lantai 5, GPP FKUB.

Sekretaris Program Studi Keperawatan  Ns. Muhammad Fathoni, S. Kep . M. Ns  mengatakan,  “FKUB dilihat sangat bagus dalam hal pengajaran karena didalamnya tidak hanya diberikan pendidikan saja, tetapi dilihat lulusan Ners FKUB mempunyai kecakapan dan keterampilan serta emphatic yang besar sehingga itu sangat membantu percepatan penyembuhan pasien”. Ungkapnya.

“Kami bermaksud untuk melakukan kunjungan dan tidak menutup kemungkinan untuk membuka peluang kerjasama dalam penerimaan Tenaga Kesehatan Profesional Indonesia”, ungkap Dr. Inoue Kazuaki, MD (Presiden Direktur Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan Fujimi Kougen) .

Menurutnya, hal ini merupakan tindak lanjut yang didasarkan atas perjanjian kerjasama “G to G” (Government to Government) tahun 2008 antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang dalam kerangka EPA (Economic Pertnership Agreement) khususnya bidang Kesehatan, setiap tahun kami menerima 2 Tenaga Profesional Kesehatan Indonesia (saat ini berjumlah 4 orang) untuk mengikuti Ujian Nasional Keperawatan dan bekerja di Jepang.

Ia menuturkan “ Ujian Nasional Keperawatan di Jepang memilik tingkat kelulusan sekitar 11,3% dan proses seleksi yang sangat ketat dari Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan di Jepang, pada tahun ini salah satu dari tenaga Profesional Kesehatan Indonesia yang kami terima bisa berhasil dalam Ujian Negara Keperawatan Jepang.  Dan tentunya prestasi tersebut sangat membanggakan bagi kami khususnya dan masyarakat Jepang pada umumnya.

Selain Dr. Inoue Kazuaki, MD  rombongan tersebut didampingi oleh Simazu Tomohiro (Kepala dan Direktur Sumber Daya Manusia Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan Fujimi Kougen)  dan  Andi Prasetyo, RN. Kangoshi (Staf Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan Fujimi Kougen) yang berasal dari Indonesia

Andi menuturkan, Rombongan tim  ini  didampingi oleh satu orang Perawat  dari Tulungagung yang sudah bekerja di rumah sakit Jepang selama 3 tahun. Dalam masa tiga tahun pertama tersebut mereka akan dinilai oleh para rumah sakit tempat mereka mengabdi. Setelah melewati masa magang 3 tahun itu mereka mendapat gaji sebesar 15 Juta Rupiah  perbulan dan akan menjadio naik 4 kali lipat dari gaji saat magang setelah masuk ditahun keempat.

“Kougen sendiri merupakan Rumah Sakit yang  memiliki beberapa fasilitas antara lain: 149 bed, 7 Klinik, dan 7 Roujin Home yang tersebar diseluruh Distric Suwa Prefecture Nagano Jepang  dan kami sedang membuka 4 fasilitas klinik dan Roujin Home untuk perawatan Lansia”, Imbuhnya. (Ang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *