Keperawatan Melakukan Kunjungan ke Thailand dan Malaysia

foto_keperawatan_thailandJurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB) melakukan benchmarking dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ke beberapa perguruan tinggi di Thailand. Selain Thailand, selama lima hari (12-16/2), sembilan orang perwakilan FK-UB juga mengunjungi Emergency Department Hospital Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka adalah Dr. dr. Karyono Mintaroem, SpPA (Dekan), dr. Hanafi, MPH (Pembantu Dekan III), dr. Subandi, M.Kes, DAHK, PA (K) (Ketua Jurusan Keperawatan), Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp, M.Kes (Sekretaris Jurusan Keperawatan), Dr. dr. Retty Ratnawati, MSc (Ketua PS Magister Keperawatan), Ns. Suryanto, S.Kep, M.Nurs (Sekretaris PS Magister Keperawatan), Ns. Dian Susmarini, S.Kep, MN (Ketua Unit Jaminan Mutu Jurusan Keperawatan), Ns. M. Fathoni, S.Kep, MNS (Sekretaris Unit Jaminan Mutu Jurusan Keperawatan) serta Ns. Kumboyono, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom (Ketua Program World Class University Jurusan Keperawatan).

Dua perguruan tinggi yang dikunjungi di Thailand adalah Chulalongkorn University dan Prince of Songkla University. Pada kedua perguruan tinggi ini, rombongan mengunjungi Faculty of Nursing. Dekan Faculty of Nursing Chulalongkorn University, Pol. Capt. Assoc. Prof, PhD, RN. Yupin Aungsuroch serta mahasiswa internasional program magister dan doktoral menerima kunjungan ini. Di Sini, seperti dilaporkan Fathoni, terdapat dua program yang ditawarkan yakni Master of Nursing Programme (S2) dan Doctoral Programme (PhD/S3). “Program Sarjana (S1) tidak diselenggarakan oleh Faculty of Nursing”, katanya. Untuk S2, kata dia, memiliki dua jalur sementara S3 memiliki tiga jalur. “Semua ketentuan di fakultas ini juga berlaku untuk mahasiswa internasional”, tambahnya.

Dari kunjungan tersebut, kedua institusi bersepakat melakukan korespondensi lebih lanjut melalui email tentang kemungkinan kerjasama melalui penandatanganan MoU. Bidang kerjasama yang dimungkinkan meliputi pertukaran pelajar, pengiriman dosen tamu, studi lanjut untuk alumni UB, penelitian bersama serta konferensi keperawatan internasional.
Rencana kerjasama juga digagas antara Jurusan Keperawatan FK-UB dengan Prince of Songkla University. Bidang yang menjadi kesepakatan meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Usai penandatanganan kerjasama di Prince Songkla University, rombongan kemudian mengunjungi rumah sakit pendidikan milik universitas yang berdiri pada 1967 ini. “Di sana kami melihat sistem pendidikan klinik dan pelayanan di ruang gawat darurat (ICU)”, lapor Fathoni. Lebih jauh disampaikan, di tempat ini metode pendidikan klinik bagi mahasiswa perawat baik S1, S2, maupun S3 adalah Preceptorship. Preceptor adalah seorang ners yang memiliki peran mengorientasikan perawat yang baru lulus dan bekerja di unit kerjanya, mendidik para perawat siswa dan menjadi pendidik bagi kliennya. Preceptor-lah yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan pembelajaran mahasiswa di klinik yang kemudian ditempatkan di masing-masing ruangan. “Metode ini juga akan dipertimbangkan di Jurusan Keperawatan FK-UB”, kata Fathoni.

Dari kunjungan di Prince of Songkla University, jurusan Keperawatan FK-UB memiliki rencana tindak lanjut untuk segera menyusun plan of action tentang kegiatan yang akan dilaksanakan beserta time frame-nya dengan didukung pendanaan yang memadai. Kegiatan student visit kemudian akan disosialisasikan sedini mungkin agar persiapan lebih memadai dan program dapat berlangsung secara berkelanjutan.

Selain mengunjungi Faculty of Nursing, saat di Chulalongkorn University rombongan juga menyempatkan menuju Halal Science Centre. Di tempat ini rombongan melakukan observasi untuk mengkaji kemungkinan kerjasama institusi ini dengan PS Ilmu Gizi dan PS Farmasi FK-UB. Lebih jauh, FK-UB juga mengkaji kemungkinan pendirian Halal Science Centre sebagai salah satu implementasi UB sebagai entrepreneurial university.

Dari kunjungan rombongan ke Emergency Department Hospital, diketahui bahwa di Kuala Lumpur belum terdapat program Perawat Spesialis Gawat Darurat. Di sana, yang ada adalah pelatihan yang diberi nama Post Basic Training. “Pelatihan ini khusus bagi perawat yang ingin mendalami bidang tertentu termasuk gawat darurat”, ungkap Fathoni. Post Basic Training ini diikuti oleh sarjana yang memiliki pengalaman kerja pada bidang yang diminati minimal lima tahun. Sertifikat program ini dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Kerajaan Malaysia. Lebih jauh, pihak Hospital Kuala Lumpur juga menyatakan kesediannya untuk membuat program khusus bagi perawat Indonesia yang ingin mendalami keperawatan gawat darurat.

Diantaranya melalui program attachment di Hospital Kuala Lumpur selama 4-6 minggu. Program ini, ungkap Fathoni, akan dilaksanakan atas kerjasama Hospital Kuala Lumpur dengan College of Emergency, University of Malaya (UM) dan Unversiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Kunjungan di Malaysia ini ditindaklanjuti dengan rencana pengiriman dosen atau mahasiswa yang disesuaikan dengan program yang ada di Indonesia. [nok]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *