Apa Dampak Bullying Pada Anak?

–>

Dewasa ini masyarakat perlu mewaspadai adanya perubahan yang terjadi terhadap psikologi dan perilaku anak, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain seperti bullying pada anak, dimana  perilaku agresif dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melibatkan “ketidakseimbangan kekuatan” antara pelaku dan korban, dimana perilaku tersebut dilakukan secara berulang.

Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis anak FKUB/RSSA yang fokus terhadap tumbuh kembang anak dr. Ariani, M.Kes, Sp.A, dalam kegiatan live di akun resmi Instagram (IG) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) @Idai_ig Tanya IDAI di IG Live dengan tema “Dampak  Bullying Pada Anak” yang dilaksanakan pada Selasa sore, (2/8/22).

Disampaikan oleh dr Ariani,  beberapa Indikasi  yang perlu kita waspadai apabila anak kita menjadi korban bullying antara lain: adanya keengganan anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial seperti sekolah, ikut kegiatan les, menarik diri dari pertemanan baik disekolah maupun dilingkungan sekitar tempat tinggal, dan lain-lain.

Sehingga alumni FKUB ini menambahkan, beberapa saran yang ditujukan kepada pihak sekolah untuk membuat program yang bagus untuk upaya pencegahan, membangun komunikasi yang efektif antara murid dan guru terlebih disaat adanya pandemi selama 2 tahun terakhir ini.

Sehingga dapat diketahui apakah ada permasalahan atau deteksi dini dari bullying itu sendiri, menciptakan sekolah yang nyaman, aman dan ramah bagi anak, melakukan pendampingan dan bantuan konsultasi dengan guru BK atau komite sekolah, akan tetapi upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh sekolah  tersebut akan lebih maksimal apabila adanya perhatian khusus dan lebih dari orang tua atau keluarga  dan lingkungannya. Ungkap Dosen yang saat ini bertugas sebagai Satgas Perlindungan Anak IDAI ini.

Rata –rata penyebab atau faktor resiko adalah keluarga yang permissive adanya kekerasan fisik dan verbal di reumah, sehingga anak tidak tahu seperti apa pola asuh yang baik, adanya teman sebaya yang ikut menjadi penyorak pendukung yang akhirnya menjadi gank , media massa makiin mudahnya akses tontonan dan adegan kekerasan yang berpengaruh terhadap pola pikir anak dan remaja.

Saya sarankan kita i  Berkomunikasi dengan anak, dengarkan keluhan anak , tanggapi secara serius namun tidak mengintimidasi, bahkan menekan atau memarahi anak, yakinkan bahwa anda ada untuk membantu menyelesaikan masalah, beri dukungan pada anak.

Bullying bersikap subyektif yang bisa mengganggu kemampuan adaptasi dan permasalahan yang sedang dihadapi, apabila hal ini dirasa sangat merugikan bisa konsultasi  Dengan pihak sekolah atau ke profesional seperti dokter, psikiater, psikolog, atau ke pusat layanan kesehatan, hukum atau sosial terdekat seperti Puskesmas/Rumah sakit, kantor polisi terdekat, lembaga konseling, hotline KemenPPPA nomor 129  no Whatsapp (WA)  08111129129, Telepon Pelayanan Sosial Anak (TEPSA) 1500-771, layanan psikologi SEJIWA Hotline   119     ext       8,pengaduan            diwebsite http://kemdikbud.lapor.go.id, terang dr. Ariani – (An4nk- Humas FKUB)