Langkah Kecil untuk Pahlawan – Pahlawan Kecil “Departemen Kebidanan Selenggarakan Pengmas Pelatihan penggunaan T-Piece Resucitator untuk Resusitasi Neonatus di Wilayah Kabupaten Malang”

Sampai saat ini  kasus dan angka kematian bayi masih menjadi  permasalahan di Indonesia, sepertiga (1/3) kasus ini disebabkan oleh kematian neonatus. Penyebab kematian neonatus terbanyak adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 28,2% dan Asfiksia (25,3%). Dalam praktiknya Tenaga Kesehatan memegang peranan penting dalam usaha penurunan angka kematian neonatus, dengan kompetensi sebagai penolong persalinan atau kelahiran bayi.

 

Berdasarkan hal tersebut Departemen Kebidanan FKUB pada hari Jumat, tanggal (14/6/24) telah melaksanakan kegiatan pelatihan tenaga Kesehatan di wilayah koordinator yang melibatkan tenaga Kesehatan dari sebanyak 7 kecamatan di Kabupaten Malang.

 

dr. Ni Luh Putu Herli Mastuti, Sp. A., (K) . M. Biomed dalam wawancaranya menyampaikan bahwa, kegiatan pengmas ini kami lakukan berdasarkan data yang kami dapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, angka kematian bayi tahun 2023 sebesar 324 bayi.

 

 

Ditambahkan oleh Mantan Sekjur Kebidanan FKUB ini bahwa, Para peserta pelatihan ini merupakan tenaga Kesehatan yang meliputi, dokter umum, bidan dan perawat dari 7 Puskesmas, yang bertempat di Puskesmas (PKM) Pamotan, Kecamatan Dampit, Malang.

 

Ditambahkan oleh Dosen Kebidanan ini, dimana kegiatan ini merupakan salah satu program Pengabdian Masyarakat Departemen Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang resusitasi neonatus berdasarkan Pedoman dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2022 dengan disertai latihan kasus yang sering dihadapi di lapangan.

Menurutnya, Kemajuan teknologi dibidang kedokteran akhir akhir ini berkembang dengan sangat pesat, salah satunya di bidang resusitasi neonatus. Beberapa alat telah dihasilkan untuk membantu proses transisi bayi lahir dari janin ke bayi. Saat ini Kementerian Kesehatan RI sudah memfasilitasi ketersediaan alat-alat untuk meningkatkan keberhasilan tindakan resusitasi neonatus terutama di Fasilitas Pelayanan Primer, seperti di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM), salah satunya dengan penggunaan T-Piece Resuscitator.

 

Kabupaten Malang dengan luas 3.538,86 km2 dengan jumlah PKM sebanyak  39 Puskesmas telah mendapatkan pemberian alat T-Piece Resuscitator, tetapi belum semua tenaga Kesehatan mampu mengoperasikan alat tersebut.

Diharapkan setelah danya kegiatan ini para peserta mampu meningkatkan kemampuan dan kompetensinya sebagai tenaga Kesehatan dalam penggunaan T-Piece Resuscitator.

 

Saat ini Di Kabupaten Malang terdapat 13 koordinator wilayah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang masing-masing terdiri dari 3-4 kecamatan. Kegiatan pelatihan ini akan diawali di koordinator wilayah yang meliputi Kecamatan Sitiarjo, Turen, Ampelgading, Pamotan, Dampit, Tirtoyudo dan Sumber Manjing Wetan, imbuhnya.

 

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Kepala Puskesmas Pamotan, drg. Bayu Hangga Wardana, diama beliau menyampaikan data bahwa PKM asal peserta sudah mempunyai alat T-Piece resuscitator dengan merk Mix safe, yang merupakan fasilitas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, serta mengharapkan agar pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan kepada tenaga Kesehatan dalam pertolongan bayi baru lahir, sehingga akan menurunkan angka kematian bayi serta meningkatkan kualitas bayi yang lahir terutama di Kabupaten Malang.

 

Tim Pengmas dari Departemen Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang terdiri dari 1). dr. Ni Luh Putu Herli Mastuti,SpA(K).,M.Biomed, 2). Nur Aini Retno Hastuti, SST., M.Keb, serta melibatkan mahasiswa yaitu : Oktin Irmawati dan Syarnia Cipta Nilandy. Sedangkan jumlah peserta 35 tenaga Kesehatan dari 7 PKM.

 

Dalam kegiatan ini para pemateri menyampaikan materi tentang pengenalan alur resusitasi neonatus/pertolongan bayi baru lahir berdasarkan alur resusitasi neonatus dari Ikatan Doket Anak Indonesia tahun 2022, yang dilanjutkan dengan demontrasi pemakaian alat T-piece Resuscitator (Mix-safe). Pemberian materi juga disertai dengan pemutaran video resusitasi neonatus serta penggunaan T-piece Resuscitator (Mix-safe)  oleh dr. Ni Luh Putu Herli Mastuti,SpA(K).,M.Biomed

 

Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan simulasi kasus yang dilakukan oleh semua peserta dengan terbagi menjadi kelompok kelompok penolong persalinan. Dimana pada setiap tim terdiri dari 3 orang penolong, yang terdiri dari leader, asisten 1 dan kedua. Simulasi kasus dilakukan dengan menggunakan kasus kasus yang terbanyak ditemui peserta, antara lain bayi prematur, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) maupun bayi asfiksia.Setelah dilakukan simulasi dilakukan diskusi oleh seluruh peserta pelatihan.

Kegiatan ini cukup baik memberikan pengetahuan dan pemahaman dalam resusitasi neonatus dan penggunaan T-piece Resuscitator (Mix-safe) peserta yang ditandai dengan peningkatan pemahaman peserta berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada saat diskusi dan pelaksanaan pretest dan postest kegiatan