Kasus CVD Masih Menjadi Penyebab Utama Kematian secara Global, Para Ahli Jantung Bersinergi melaksanakan Pendekatan Komprehensif di Semua Tingkat Perawatan untuk Memperkuat Sistem Jaringan Kardiovaskular Nasional
Sampai saat ini Penyakit Kardiovaskular (CVD) masih menjadi penyebab utama kematian secara global. Di perkiraan ada sekitar 17,9 juta orang meninggal dunia karena penyakit kardiovaskular pada tahun 2019, mewakili 32% dari seluruh kematian global dari kematian tersebut, 85% disebabkan oleh serangan jantung dan stroke (WHO, 2021).
Dibandingkan dengan wilayah ataupun negara tetangga, di Indonesia sendiri kematian karena Kardiovaskular (CVD) sebanyak 37% , dimana ada banyak sekali kasus kematian dini akibat penyakit jantung coroner.
Menjawab tantangan akan peningkatan mutu para ahli dalam penanganan kasus kematian akibat CVD Program Studi Dokter Spesialis jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) / RSSA bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler (Perki) menjadi tuan rumah dalam melaksanakan serangkaian kegiatan Malang Cardiovascular Update XXII 2023 dengan tema “Comprehensive Approach at Any Level of Care to Strengthen Our National Cardiovascular Network System “ yang dilaksanakan secara Hybrid di harris Hotel pada Jum’at s.d Minggu (15 – 17/9/23).
Dalam keterangannya, Ketua pelaksana Prof. dr. Mohammad Saifur Roahman, Sp.JP (K) Ph.D menyampaikan bahwa, kegiatan ini merupakan Kerjasama Program Studi Dokter Spesialis jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) / RSSA bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler (Perki Malang raya) dalam rangka memperkuat penyedia layanan kesehatan di layanan primer untuk menangani penyakit kardiovaskular, melalui pusat kesehatan masyarakat yang sudah ada jaringan adalah cara potensial untuk mengatasi hal ini.
Ditambahkan oleh Guru Besar FKUB ini , Selain itu, pencegahan sekunder adalah bagian penting dari perawatan kontemporer pasien dengan penyakit kardiovaskular (CVD). Rehabilitasi kardiovaskular (CR) sebagai program pencegahan sekunder disediakan tempat yang penting dan efisien untuk memberikan perawatan pencegahan yang efektif, Dalam pertemuan ini kita akan menyediakan program ilmiah yang kaya dimana ada sesuatu untuk semua orang; ahli jantung, dokter spesialis lainnya, dokter umum, perawat kardiovaskular, intensif perawat perawatan, teknisi kardiovaskular, ilmuwan peneliti dan anggota sekutu profesional. Acara ini kami kemas dalam 20 Parallel Symposiums , 2 Plenary Session, 2 Presidential Lectures dan 11 Workshops yang menghadirkan para pakar dari dalam dan luar negeri, terangnya.
Setelah 2 tahun memerangi pandemi COVID-19 secara global, akhirnya kita bisa menyelenggarakannya konferensi dengan format hybrid secara internasional untuk meningkatkan pengalaman belajar dan menghadirkan kembali kegembiraan berinteraksi dengan wajah-wajah lama dan baru secara langsung. Kami lebih sangat senang bisa mengakomodasi panel yang penuh dengan pembicara terkemuka untuk menyampaikan berbagai hal topik kardiovaskular mutakhir pada program ilmiah komprehensif yang dimilikinya telah dikuratori secara eksklusif untuk Anda. Konferensi ini akan mencakup simposium reguler kami dan lokakarya yang didedikasikan untuk pembaruan pengobatan kardiovaskular
Lebih lanjut Prof Saifur menyampaikan, Rehabilitasi kardiovaskular (CR) adalah intervensi multifaktorial dan komprehensif dalam pencegahan sekunder, diawasi dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang cukup terlatih profesional, yang bertujuan untuk mendapatkan stabilisasi klinis, membatasi fisiologis dan efek psikologis penyakit kardiovaskular, mengelola gejala dan mengurangi risiko kejadian kardiovaskular di masa depan (Ambrosatti et al., 2020). Rehabilitasi kardiovaskular (CR) terbukti mengurangi angka kematian, penerimaan kembali rumah sakit, biaya dan meningkatkan olahraga kapasitas dan kualitas hidup dan direkomendasikan dalam pedoman internasional untuk semua pasien dengan penyakit arteri koroner (kelas I, tingkat bukti A).
Berfokus pada pencegahan dari primer hingga sekunder dan pengobatan faktor risiko dari perawatan primer dan penerapan protokol untuk manajemen kardiovaskular dapat dilakukan beberapa strategi praktis untuk mengatasi beban CVD. Meningkatkan pengumpulan data dengan membangun registrasi data nasional untuk pemanfaatan layanan kesehatan dan kematian akan membantu memantau strategi untuk mengurangi beban penyakit kardiovaskular dan membantu mengarahkan sumber daya di tempat yang paling membutuhkannya.
Tahun ini, program kami dari Persatuan Jantung Indonesia Cabang Malang bekerjasama dengan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas Brawijaya bermaksud mempertahankan dan meningkatkan kompetensi inti seluruh layanan Kesehatan personel yang bekerja di bidang ini. Tahun mendatang adalah pertama kalinya kami menyelenggarakannya secara offline pertemuan setelah 2 tahun situasi pandemi, mengeksplorasi tema.
