Zat besi merupakan elemen penting bagi hampir semua organisme hidup. Tubuh memerlukan zat besi untuk sintesis protein transpor oksigen, khususnya hemoglobin, yang terkandung di dalam sel darah merah. Selain itu, mikronutrien ini berperan dalam berbagai proses metabolisme, sintesis asam deoksiribonukleat (DNA), dan transpor elektron. Kebutuhan zat besi meningkat pada bayi, anak-anak, dan remaja, disebabkan oleh pertumbuhan yang pesat. Kekurangan (defisiensi) zat besi dapat menyebabkan anemia (kekurangan kadar hemoglobin dan/atau sel darah merah). Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan fungsional yang memengaruhi perkembangan kognitif, mekanisme kekebalan tubuh (imunitas), dan menurunkan kemampuan belajar.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Dokter dan Tenaga Kesehatan dari Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya – RSSA bekerjasama dengan RS Wava Husada Kepanjen, Puskesmas Kepanjen, dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIN) Cabang Malang melaksanakarn kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat pada 9 September, 4 Oktober, dan 9 Oktober 2023, dengan tema: “Penapisan Kekurangan Zat Besi Dini bagi Siswa Usia 9-11 tahun” di SDN 1 dan SDN 2 Kepanjen, Kabupaten Malang.
Ketua pelaksana Pengmas Dr. dr. Maimun Zulhaidah Arthamin, M.Kes., Sp.PK(K) dalam wawancaranya dengan Humas FKUB menyampaikan bahwa, salah satu dari strategi pencegahan defisiensi zat besi adalah edukasi kepada orang tua dan penapisan dini dengan pemeriksaan laboratorium kandungan Hemoglobin Retikulosit (RET-He), terangnya.
Menurutnya, Biomarker ini dapat membantu deteksi dini kekurangan zat besi, bahkan sebelum terjadinya anemia, sehingga dapat dilakukan pencegahan atau penanganan lebih lanjut. Ide dari kegiatan ini berawal pada data laboratorium yang diamati di RSSA dan RS Wava Husada Kepanjen, didapatkan bahwa lebih dari sepertiga anak-anak usia SD yang kadar Hb dan indeks sel darah merahnya normal, kandungan RET-He di bawah rentang normal. Artinya, sudah mengalami kekurangan zat besi tahap awal (pre laten).
Pada kesempatan yang sama Kepala Sekolah SDN 1 Kepanjen, Achriyati, M.Pd sangat mengapresiasi kehadiran dan mendukung kegiatan ini di sekolahnya. Guru yang dalam kesehariannya mengajar mata pelajaran PKN ini berharap para orang tua atau murid sadar akan kesehatannya, sehingga deteksi dini dari kekurangan zat besi bisa segera diketahui untuk dapat dicegah.
Sementara itu Wakil Kepala Sekolah SDN 02 Kepanjen, Meylia Candra Dewi menambahkan bahwa. Kami sangat mendukung adanya kegiatan program penapisan zat besi dan screening yang dilaksanakan di sekolah kami.
Selama ini kami kurang memahami begitu memahami akibat kekurangan zat besi dapat menyebabkan kenapa anak didik kami lemas bahkan terkadang susah untuk menangkap pelajaran dengan baik, ujarnya.
Guru Kelas V yang akrab disapa Bu Mey ini menambahkan, Kami sudah mensosialisasikan kegiatan ini dengan para Wali Murid dan banyak tanggapan positif, kami berharap kedepan tidak hanya anak didik kami yang duduk di kelas 3 dan 4 saja yang mendapatkan screening pengambilan sample darah untuk penapisan zat besi ini, namun dapat di perluas lagi untuk seluruh siswa kami yang berjumlah sekitar 300 an juga mendapatkan screening yang sama dan semoga dilain kesempatan kami dapat bekerja sama lagi dengan pengabdian masyrakat yang dilaksanakan oleh prodi –prodi di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, agar anak didik kami menjadi generasi yang sehat dan cerdas . (An4nk –Humas FKUB)