Pengmas Kedokteran Emergensi FKUB: EM FKUB Beri Edukasi Efek Bahaya dan Penanganan Gigitan Ular di SDN Kidul Dalem 1

Anak-anak seringkali tidak menyadari potensi akan bahaya yang ada di sekitar mereka termasuk  keberadaan hewan berbisa seperti ular, kasus seperti ini tidak hanya  terjadi diwilayah pedesaaan saja namun baru-baru ini masih ada kasus gigitan ular seperti yang ditemukan di IGD RSSA beberapa saat lalu, dimana ada siswa disalah satu SD di Kota Malang yang terkena gigitan ular dilingkungan sekolah. Adanya kasus gigitan ular menjadi ancaman serius bagi anak-anak Sekolah Dasar (SD) di berbagai wilayah dan menyebabkan keprihatinan di kalangan orang tua dan pendidik.

 

Dalam upaya memberikan pengetahuan akan pentingnya kesadaran dan bahaya gigitan ular di kalangan anak-anak Sekolah Dasar (SD), maka Program Studi Kedokteran Emergensi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (EM FKUB) bekerjasama dengan Perdamsi Malang,  pada Selasa (11/6/24) melaksanakan serangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat tentang bahaya gigitan ular  di SDN  Kidul Dalem 1 Kota Malang.

 

Ketua Pelaksana Pengmas dr. Munsifa Zaiyanah, Sp. EM., K. Tox menyampaikan bahwa, kegiatan ini menekankan pentingnya kesadaran akan bahaya gigitan ular di kalangan anak-anak. “Anak-anak seringkali tidak menyadari potensi bahaya yang ada di sekitar mereka, termasuk keberadaan ular. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk memberikan pendidikan tentang identifikasi ular berbahaya, serta langkah-langkah pertolongan pertama yang harus diambil jika terjadi gigitan,” ujarnya.

 

Selain itu, Pada kesempatan yang sama Ketua Perdamsi Malang Raya dr. Bobi Prabowo, M. Biomed., Sp, EM menyampaikan, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara tropis didunia memiliki beban kasus gigitan ular yang sangat tinggi. Khususnya bagi masyarakat yang bekerja dibidang pertanian yang saat ini dianggap sebagai populasi beresiko tinggi terkena gigitan ular. Selain Indonesia , negara tetangga sepeerti Malaysia, Thailand dan Myanmar juga mengalami beban penyakit yang sama  dikawasan Asia tenggara, jelasnya.

 

Ditambahkan oleh Lulusan FKUB yang kini menjabat sebagai Direktur RSUD Kanjuruhan Malang ini, Berdasarkan data laporan  epiodemiologi di Indonesia, kasus gigitan ular sangat sediikit dan hanya berasal dari Rumah Sakit, dimana apda tahun 1996 – 1998 terdapat 180 kasusu gigitan di RS Hasan Sadikin Bandung dan RS Rujukan Cipto Mangunkusumo hanya ada 42 laporan kasus gigitan ular. Semoga dengan adanya kegiatan ini masyarakat mampu mendapatkan edukasi pencegahan dan pengendalian gigitan ular pada Sekolah Dasar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat awam untuk melakukan pencegahan dan penanganan awal gigitan ular.

 

Selain itu kami berharap meningkatkan peran guru maupun murid SD se Kota Malang da;lam upaya pencegahan dan gigita ular serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dan murid serta morbidilitas dan mortalitas akibat gigitan ular pada tingak sekolah dasar.

 

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN I Kidul Dalem Firda Yossi, SPd dalam wawancaranya menyampaiakn ucapan terima kasih atas perhatian dari para Dokter Emergensi FKUB/RSSA , dimana kami bisa mendapatkan tambahan ilmu dan wawasan dalam penanangan kegawatdaruratan khususnya dalam penangangan gigitan ular di lingkungan sekolah kami.

 

Selain itu, ini merupakan wujud kerjasama dari Kedokteran Emergensi FKUB dengan SDN Kiduldalem 1, karena adanya kasus gigitan ular yang terjadi pada siswa kami dibulan Mei lalu, dan Alhamdulillah yang bersangkutan langsungmendapatkan penanganan yang baik oleh tim Dokter IGD RSSA. Kami menyambut baik dan antusuias adanya ilmu baru ini, semoga kerjasama ini terus dilanjutkan, dan diaplikasikan disekolah, dirumah dan dimasyarakat, harapnya.  (An4nk – Humas FKUB)