Lupus merupakan penyakit yang menyerang sistem imunitas atau kekebalan dari tubuh penderitanya. Saat ini jumlah penderita penyakit Lupus di Malang terus meningkat mencapai ½ % dari total jumlah warga Malang dan rata – rata penderitanya diatas umur 18 tahun, umumnya menyerang wanita dari pada pria dengan perbandingan 100 : 1, ungkap Prof. Dr. dr. Handono Kalim, SpPD – KR saat diwawancarai dalam acara “Peresmian Pusat kajian Autoimun, Alergi dan Reumatologi (Aura)” yang dilaksanakan pada Selasa (3/12) di Auditorium lantai 6 GPP, FKUB.
Guru Besar FKUB ini menyatakan, banyak sekali kasus dari penyakit yang sering di istilahkan dengan penyakit seribu wajah ini belum tertangani. Menurutnya, lupus semakin lama semakin meningkat dan menyebabkan kematian bagi penderitanya dan sampai saat ini masih diteliti obatnya baik kimia maupun herbal yang tepat untuk mendukung pemulihan bagi penderitanya. Dan kami sebagai para spesialis dan pemerhati mempunyai misi untuk terus meneliti dan menemukan obatnya sehingga meringankan beban penderita karena biaya untuk penyembuhannya membutuhkan biaya yang besar.
Oleh karena itu, dengan adanya pusat kajian ini kami berharap para dokter utamanya dokter umum mampu menjadi pendamping pasien dalam menghadapi penyakit lupus, karena sekali pasien kena lupus kemungkinan sembuh sangat kecil akan tetapi memerlukan waktu dan biaya besar untuk me. Dan dengan dukungan dokter serta pemerhati dengan membuat kelompok pendukung pasien mereka bisa mempergunakan dan memanfaatkan hari-harinya dengan sesuatu yang bermanfaat.
Harapan kami masyarakat yang peduli dapat membentuk kelompok pendukung pasien, keluarga, masyarakat peduli lupus bisa mengoptimalkan dan bisa bekerja seperti layaknya orang normal, beban mereka sangat besar sehingga hati kami tergerak untuk membuat suatu organisasi pemerhati penderita lupus dengan nama “Parahita” yang bermarkas di jl. Kawi depan MOG, tambah Ketua Asosiasi Reumatologi Indonesia ini. (An4nk)