Malang, 3 Oktober 2025. PKNM 2025 FKUB mengintegrasikan pengabdian, pendidikan, dan riset terapan di Kecamatan Pakisaji. Selama Juli–September 2025, 406 mahasiswa lintas prodi kedokteran, kebidanan, dan farmasi menerapkan Interprofessional Education (IPE) di Desa Karangpandan dan Desa Permanu. Pendekatan ini menautkan kompetensi klinis dengan deteksi dini serta layanan promotif–preventif di tingkat keluarga dan komunitas.
Kegiatan menghimpun 6.628 responden survei kesehatan yang sekaligus menjadi ajang active case finding. Berlandaskan data tersebut, disusun 53 intervensi kesehatan komunitas dan 106 intervensi kesehatan keluarga yang kontekstual budaya, mudah direplikasi, dan berbiaya rendah. Intervensi mencakup edukasi penyakit tidak menular (hipertensi/diabetes), penyakit menular (TBC), gizi balita, hingga penguatan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Seluruh mahasiswa juga menyiapkan booklet edukasi yang digunakan langsung saat implementasi lapangan.
“PKNM 2025 adalah laboratorium transdisipliner yang mengintegrasikan riset, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat,” tutur Prof. dr. Mohammad Saifur Rohman, MD., Ph.D., FIHA., FAsCC., FSCAI, Wakil Dekan Bidang Akademik FKUB.
Penutupan akademik dilaksanakan 18–20 September 2025 melalui pameran poster (18–19/9) dengan juri KPS dan Kadep dari tiga program studi, serta Seminar Hasil (20/9) yang menghadirkan pemangku kepentingan dari pemerintah desa, kader kesehatan, puskesmas, pemerintah kecamatan, hingga Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Penarikan resmi pada 27 September 2025 menjadi penutup administratif sekaligus penandatanganan implementasi kerja sama dengan pemerintah desa dan puskesmas.
Menurut dr. Ayunda Dewi Jayanti Jilan Putri, M.Sc selaku ketua PKNM, PKNM 2025 diarahkan untuk memperkuat data dasar sebagai landasan penyusunan program yang lebih presisi, terarah, dan berkesinambungan. “Selain itu, setiap kelompok mahasiswa melaksanakan intervensi sesuai temuan lokal, sehingga solusi yang diberikan relevan dengan kebutuhan,” ujarnya. Ia menekankan, “Kami memastikan IPE tidak berhenti di ruang kelas, tetapi dijalankan di tengah komunitas agar manfaat akademik dan sosialnya seketika terasa, kendati masa lapangan hanya tiga minggu.”
Apresiasi juga datang dari para mitra desa. Ibu Tuti, kader kesehatan Desa Karangpandan, menyampaikan “Materi edukasi dan skriningnya mudah dipahami. Warga jadi tahu langkah awal jika ada gejala, dan kader mendapat panduan praktis untuk keberlanjutan.”
Sementara itu Pak Djumain, Kepala Desa Karangpandan, menambahkan:“Program ini nyata terasa manfaatnya. Pengetahuan warga meningkat, dan kapasitas kader bertambah. Kami berharap pendampingan bersama FKUB terus berlanjut.” Senada Kepala Desa Permanu Pak Edy Suharmadji turut mengamini hal tersebut.
PKNM 2025 berkontribusi pada SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 6 (Air Bersih & Sanitasi), SDG 11 (Kota & Komunitas Berkelanjutan), dan SDG 17 (Kemitraan). Database 6.628 responden menjadi pijakan roadmap kesehatan desa, pengambilan kebijakan berbasis bukti, serta luaran ilmiah (publikasi, HKI).