FK Gelar Seminar Jurnalistik “On Line”

Lembaga pers mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menggelar Festival Jurnalistik bertema “Face The World With On Line Journalism”di Gedung Graha Medika FK UB,Minggu (23/9). Dalam seminar tersebut panitia menghadirkan pembicara dari media on line Detik.com dan Radar Malang.

Dalam paparannya, redaktur detik.com  Budi Hartadi  menjelaskan tentang media on line yang saat ini telah menjadi bagian dari sebuah gaya hidup. Menurutnya, perkembangan teknologi telah menyebabkan terjadinya revolusi media. Dengan adanya revolusi media, semua kejadian dan informasi yang ada di seluruh dunia semakin dekat dan bisa didapat dalam satu genggaman saja.

Selanjutnya ia menambahkan, “Media on line mulai masuk di indonesia pada tahun 1996. Namun pada waktu itu, media on line hanya sebagai fotokopi dari koran atau media cetak,”katanya.Memasuki tahun 1998 media on line mulai berevolusi dengan menyajikan berita real time, saat itu juga.”Yang dibutuhkan untuk membuat berita on line adalah kecepatan,”katanya.

Dengan kecepatan dan akurasi media on line, maka dia akan mampu bertahan hidup seiring dengan tumbuhnya media-media on line lain, seperti suarasurabaya.net, inilah.com, dan vivanews.com.
Karakter media online yaitu lebih mengutamakan kecepatan atau bersifat real time  yang mana peristiwa saat itu bisa dinikmati pembaca, membedakannya dengan media konvensional pada umumnya.
Perbedaan lain terletak pada gaya penulisan media on line yang tidak terlalu panjang, tidak baku piramida terbalik dan bisa bersifat linier, mengandung informasi dari atas sampai bawah yang penting semua, lugas dan jelas tidak bertele-tele, memakai gaya bertutur,memahami masalah kemudian menuliskannya dengan kalimat sendiri bukan kalimat sumber berita, kecuali kutipan.
Disamping itu pada media on line, dalam membuat kutipan juga harus betul persis dengan apa yang diucapkan. Tidak mengubah sedikit pun. Kutipan juga tidak boleh mengulang kalimat pada alinea sebelumnya.
Kutipan harus dipilih yang khas atau unik. Selain karakter dan gaya penulisan, perbedaan media on line dengan media konvensional terletak pada jurnalis on line yang tidak perlu datang ke kantor untuk mengirim berita karena mereka bisa ngantor dimana saja.

“Pada saat banjir seperti yang terjadi bojonegoro beberapa tahun yang lalu, jurnalis on line tidak perlu ke kantor untuk mengirimkan berita. Mereka bisa mengirim berita diatas perahu ataupun dimana pun mereka berada,”katanya.

Sementara itu, pemateri lain, redaktur radar malang Ilham Aziz mengatakan agar tidak tertinggal dengan media elektronik, media konvensional saat ini sudah membuat community mapping atau pemetaan    komunitas.

Pemetaan komunitas ini berupa penyediaan rubrik komunitas, seperti rubrik deteksi dengan segmen remaja ataupun rubrik wirausaha dengan segmen pengusaha-pengusaha muda yang mampu menghasilkan produk inovatif. “Di tahun 2012 ini, komunitas selain menjadi tren juga bisa membidik konsumen. Sehingga dalam komunitas itu apa yang kita garap terdapat passion baru untuk pembaca agar mereka tetap nyaman dan merasa dihargai,”katanya. [Oky/ang]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *